Sudah Candu, Dunia Murka Saat RI Setop Ekspor Barang Mentah Ini

Menteri ESDM sekaligus Ketua Dewan Pembina REPNAS, Bahlil Lahadalia memberikan sambutan dalam acara REPNAS National Conference & Awarding Night Energi Mandiri - Ekonomi Berdikari di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa ketergantungan negara lain terhadap bijih nikel Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan.

Oleh sebab itu, setelah pemerintah memutuskan untuk melarang ekspor bijih nikel untuk program hilirisasi, ia mengakui banyak pertentangan dari negara luar.

“Negara-negara lain sudah candu bahan baku atau material Indonesia. Karena sejak zaman penjajahan mereka mau kirim dari kita. Begitu kita stop ekspor bijih nikel, banyak tantangan di mana-mana,” kata Bahlil dalam acara Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Semula, Bahlil membeberkan bahwa cadangan nikel yang dimiliki Indonesia cukup besar. Bahkan, nikel RI digadang-gadang menyumbang 45% dari cadangan nikel global. Sehingga, apabila berbicara mengenai green industry yang saat ini tengah diperbincangkan dunia, Indonesia mempunyai keunggulan tersendiri.

“Cadangan nikel dunia di 2023 menurut data geologi Amerika kita 20% nikel dunia tapi 4 bulan lalu data geologi Amerika mengatakan cadangan nikel kita 40-45% dunia,” kata Bahlil.

Sementara, berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, cadangan bijih nikel Indonesia merupakan cadangan terbesar di dunia dengan porsi sebanyak 42,1% dari seluruh cadangan dunia. Lalu, menyusul Australia dengan porsi 18,4%, Brazil 12,2%, Rusia 6,4%, Kaledonia Baru 5,4%, Filipina 3,7%, China 3,2%, dan sisanya negara lainnya.

Indonesia pun telah menghentikan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020. Sejak larangan ekspor bijih nikel ini, Indonesia menghadapi tantangan dari berbagai pihak asing, mulai dari gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Dana Moneter Internasional (IMF), bahkan belum lama ini program hilirisasi nikel di Tanah Air dituding ada unsur kerja paksa, oleh Amerika Serikat.

https://blog-terkini.my.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*