Israel Diamuk Dunia, AS-Arab Protes Menteri Yahudi Serbu Al-Aqsa

Pengepungan dilakukan aktivis sayap kanan Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Selasa waktu setempat. Bahkan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memimpin penyerbuan itu.

Menteri garis keras tersebut menyebutkan bahwa Al Aqsa merupakan situs Yahudi yang dikenal sebagai Bukit Bait Suci (Temple Mount). Ia mengajak umat Yahudi berdoa di sana untuk memperingati hari berkabung orang Yahudi atas penghancuran kuil-kuil kuno.

Padahal menurut aturannya, Al-Aqsa berada di bawah aturan Yayasan Keagamaan Yordania, Waqf. Di mana orang Yahudi hanya diizinkan berkunjung tetapi tak bisa berdoa di sana.

Mengutip BBC International, Waqf mengatakan lebih dari 2.000 warga Israel telah memasuki kompleks tersebut. Lembaga itu mengimbau umat Islam di seluruh dunia untuk membantu mempertahankan status quo.

Tindakan Ben-Gvir ini menimbulkan reaksi keras dari sejumlah pihak. Bukan hanya Palestina dan negara Arab, tapi juga Amerika Serikat (AS), Eropa hingga China.

Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut tindakan Ben-Gvir merupakan aksi provokasi. Ini merupakan eskalasi berbahaya yang dilakukan Israel.

“Kementerian akan melanjutkan upaya politiknya untuk mengatasi provokasi ini di berbagai tingkatan, dengan memperingatkan konsekuensi seriusnya pada arena konflik dan wilayah secara keseluruhan,” kata sebuah pernyataan.

Negara-negara Arab juga memberikan kecaman ke Israel. Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan insiden tersebut mencerminkan bahwa pemerintah Israel memang mengabaikan hukum internasional.

“Masjid Al-Aqsa adalah tempat ibadah Muslim murni,” katanya dimuat Anadolu Agency.

“Menyerukan tindakan internasional yang tegas untuk mengutuk pelanggaran dan pelanggaran ini, dan memberikan perlindungan yang diperlukan bagi rakyat Palestina mengingat agresi berkelanjutan pemerintah Israel terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat,” tambahnya.

Hal sama juga dikatakan Mesir dan Arab Saudi. Keduanya mengatakan insiden tersebut melanggar hukum internasional, seraya menambahkan bahwa Ben-Gvir berusaha menggagalkan upaya untuk “kesepakatan gencatan senjata Gaza”.

Tindakan yang tidak bertanggung jawab dan provokatif ini merupakan pelanggaran hukum internasional dan status quo historis dan hukum di Yerusalem, yang mengharuskan upaya untuk segera menghentikan tindakan ini dan berkomitmen untuk mempertahankan status quo hukum (di Al-Aqsa),” kata Mesir.

“Meminta dunia untuk bertanggung jawab menghentikan pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan,” ujar Arab Saudi.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk keras Ben-Gvir seraya mengatakan tindakan berulang kali tersebut bisa

merusak status keagamaan dan sejarah Masjid Al-Aqsa. Ini bukan hanya serangan ke warga Palestina tetapi juga terhadap jutaan Muslim di seluruh dunia.

Semntara itu, dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kunjungan Ben-Gvir menunjukkan pengabaian terang-terangan terhadap status quo tempat-tempat suci di Yerusalem. Ia juga mengatakan tindakan itu memperburuk ketegangan yang terjadi.

“Kantor Perdana Menteri Netanyahu telah menjelaskan bahwa tindakan Menteri Ben Gvir tidak sejalan dengan kebijakan Israel. Kami akan meminta pemerintah Israel untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang,” kata Blinken lagi dikutip AFP.

“Tindakan provokatif ini hanya memperburuk ketegangan di saat yang krusial ketika semua fokus seharusnya tertuju pada upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan mengamankan pembebasan semua sandera serta menciptakan kondisi untuk stabilitas regional yang lebih luas,” jelasnya.

Pernyataannya muncul beberapa hari setelah Gedung Putih menggunakan bahasa yang keras untuk memanggil anggota sayap kanan lain dari kabinet Netanyahu, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Smotrich mengkritik dorongan Presiden AS Joe Biden untuk gencatan senjata Gaza.

Uni Eropa (UE) mengutuk tindakan Ben Gvir. Ia disebut telah melanggar status quo Al-Aqsa.

“UE mengutuk keras provokasi oleh Menteri Israel Ben Gvir yang, selama kunjungannya ke Tempat Suci, menganjurkan pelanggaran status quo,” tulis kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell di X.

Borrell dalam beberapa hari terakhir memang kerap berkomentar keras ke Ben Gvir. Ia bahkan mengatakan bahwa UE harus mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi kepada mereka.

Seorang pejabat UE mengatakan bahwa Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga telah mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Iran dan Perdana Menteri (PM) Israel sejak akhir pekan untuk mendesak kedua belah pihak untuk “menahan diri”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*