Kepala Badan Pengelolaan (BP) Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Muliaman Hadad mengungkapkan tugas dan wewenang badan yang baru didirikan pada era kabinet Merah Putih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tersebut.
Mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan 2012-2017 tersebut mengungkapkan BP Investasi Danantara ditugaskan untuk mengelola investasi di luar APBN.
“Jadi semua aset-aset pemerintah yang dipisahkan itu nanti akan dikelola badan ini. Tapi tentu saja Itu bertahap ya tapi, dibentuk badan dulu, dibuat undang-undangnya dulu,” jelasnya saat ditemui usai pelantikan.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan badan baru ini wujud akhirnya akan serupa seperti pengelola dana abadi (sovereign wealth fund/SWF) Singapura Temasek, investor dari banyak perusahaan rintisan RI.
“End state nya iya, mirip mirip seperti (Temasek),” ungkap Muliaman.
Meski demikian, dirinya masih belum bisa memberikan target waktu pendirian badan baru serupa Temasek tersebut karena masih terkendala beberapa hal termasuk undang-undang yang akan mengatur badan tersebut.
Muliaman juga menyebut tugas dan wewenang BP Investasi Danantara akan berbeda dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang dipimpin oleh Erik Thohir, namun akan serupa dengan SWF yang sebelumnya telah didirikan RI yakni Indonesia Investment Authority (INA).
“Bedanya [dengan Kementerian BUMN] saya kira [terkait] dengan pengelolaan investasinya, mirip-mirip seperti INA tapi BP Investasi Danantara lebih besar,” terang Muliaman.
Muliaman mengungkapkan nantinya akan ada konsolidasi aset sehingga entitas baru dapat didirikan dan akan berdiskusi dengan kementerian terkait untuk bagaimana lembaga ini harus diwujudkan. Dirinya menampik bahwa seluruh saham-saham yang dimiliki Kementerian BUMN akan dilepas ke badan baru yang Dia pimpin.
Kemudian, Muliaman juga masih belum bisa memastikan apakah SWF RI yang telah berdiri sebelumnya, INA, akan berada di bawah naungan BP Investasi Danantara. Sebagai informasi, Singapura memiliki dua SWF yang bekerja di dua koridor yang relatif berbeda. Selain Temasek, Singapura juga memiliki SWF lain yakni GIC.
Dirinya mengungkapkan pendirian badan baru ini akan digunakan untuk meningkatkan leverage setelah seluruh aset-aset yang sebelumnya terpencar-pencar dapat dikonsolidasi.
Muliaman menegaskan Kementerian BUMN tetap ada bersama BP investasi Danantara, namun tidak dapat memberikan kepastian di masa depan.
“[Kementerian BUMN] tetap ada, tapi jangka panjangnya belum tahu kita,” sebut Muliaman.