Arkeolog Malaysia menemukan patung Buddha yang berasal dari abad 8 atau 9 Masehi di Situs Peninggalan Arkeologi Bukit Choras, Yan, Kedah, Malaysia.
Dilihat dari usianya, patung Buddha tersebut lebih tua dari candi Borobudur di Indonesia dan Angkor Wat di Kamboja.
Penemuan ini dilakukan oleh tim peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Global (PPAG), Universitas Sains Malaysia (USM).
Tim peneliti yang dipimpin oleh Nasha Rodziadi Khaw ini melibatkan kerjasama dengan National Heritage Department (JWN) dan USM. Penelitian telah berlangsung sejak 21 April hingga 21 Mei 2024.
Dalam penelitian tahap ketiga mengungkap struktur bangunan dengan terlihat jelas dinding bagian utara dan barat yang menunjukan struktur utama candi Bukit Choras memiliki arsitektur yang unik.
Sekertaris Jenderal Kementerian Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Roslan Abdul Rahman mengatakan, penemuan di situs tersebut adalah patung Buddha seukuran manusia yang terbuat dari plesteran, yakni campuran kapus, air dan pasir yang ditemukan di dinding utara kuil.
Berbeda dengan patung yang ditemukan pada tahap I dan II, kali ini ditemukan patung lengkap dngan kepala dan ciri ikonografi seperti jubah, ekspresi wajah dan pakaian. Selain itu terdapat prasasti berbahasa Sansekerta diukir pada patun, dan juga ditemukan pecahan tembikar tanah.
“Sebagai langkah pengamanan dan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, peninggalan tersebut telah dikeluarkan dari situs Bukit Choras dan ditempatkan sementara di laboratorium PPAD USM untuk dilakukan pekerjaan konservasi secara menyeluruh,” kata Roslan, dikutip dari Bernama, Senin (1/7/2024).
Total hingga tahap ketiga, telah ditemukan sebanyak tiga prasasti di Bukit Charos, yang mana prasasti tersebut berisi mantra-mantra Buddha.
Roslan menambahkan bahwa penemuan terbaru di situs tersebut membuka ruang bagi interpretasi baru tentang posisi geostrategis peradaban Kedah Tua sebagai empat penting dalam jalur perdagangan maritim Asia Tenggara.