
Pembuatan hunian bagi pengungsi (Foto: Dok BNPB)
Penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sejak pertama kali meletus pada 3 November 2024 hingga kini masih terus dilakukan oleh berbagai pihak. Hal ini disebabkan tingginya aktivitas vulkanik gunung tersebut.
Merujuk data yang dihimpun, selama 2024 hingga 16 Agustus 2025 telah terjadi 1.340 kali erupsi, dengan 8 di antaranya merupakan erupsi berskala besar. Status aktivitas Gunung Lewotobi pun sempat naik turun antara Level 3 (Siaga) dan Level 4 (Awas). Saat ini, statusnya masih berada di Level 4 (Awas).
Fakta ini disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam rapat tingkat menteri yang membahas perkembangan penanganan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis 21 Agustus. Rapat tersebut dipimpin oleh Menko PMK, Pratikno, dan dihadiri oleh perwakilan kementerian/lembaga serta pemerintah daerah terdampak bencana.
“Sampai saat ini erupsi terus terjadi. Sehingga statusnya di sana (Kabupaten Flores Timur) tetap tanggap darurat,” ujar Suharyanto.
Karena erupsi yang masih berlangsung, masyarakat yang berada di kawasan risiko tinggi telah lama diungsikan ke lokasi aman, dan sebagian besar telah menempati hunian sementara (huntara) yang disediakan oleh pemerintah.