PT Produksi Film Negara (PFN) Persero bekerja sama dengan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur dan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menggelar Festival Budaya Betawi bertajuk “Jatinegara Punye” di Kantor PFN, Jalan Otista, Jatinegara, Sabtu.
Acara didukung Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) itu juga dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Republik Indonesia.
“Festival Budaya Betawi merupakan komitmen PFN dalam melestarikan budaya Betawi sekaligus memeriahkan HUT ke-79 RI,” kata Sekretaris Perusahaan PFN, Rori Hastomo di sela-sela perhelatan.
Dengan adanya kegiatan itu, dia berharap kawasan PFN Heritage dapat semakin dikenal secara luas dan dinikmati oleh masyarakat.
Festival itu dimulai sejak pagi hari dengan lomba permainan khas perayaan 17 Agustus yang meliputi berbagai aktivitas tradisional seperti lomba makan krupuk, lomba kelereng, lomba joget duduk, lomba gasing, lomba gambar dengan mata tertutup, dan lomba mencari bola.
“Rangkaian kegiatan ini melibatkan masyarakat dalam perlombaan yang telah lama menjadi bagian dari perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79,” ujarnya.
Selain menyelenggarakan lomba-lomba tradisional, kata dia, PFN juga mengadakan kegiatan pameran makanan khas Betawi dan penampilan-penampilan musik yang disajikan oleh Anov Blues One dan Kojek Rap Betawi sebagai variasi hiburan bagi pengunjung.
Acara pesta rakyat ini juga mencakup final dari lomba foto Jatinegara tempo doeloe, dan tari. Pemenang lomba akan diumumkan pada puncak acara “Jatinegara Punye” serta akan mendapatkan piala Wali Kota Jakarta Timur dan hadiah dari PFN.
Acara ini juga diramaikan oleh parade budaya yang menampilkan baju adat Betawi dan ondel-ondel di kawasan Jalan Otista Jakarta Timur yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melihat langsung kemeriahan dan keindahan budaya Betawi.
Tak hanya acara kebudayaan Betawi yang ditampilkan, tambah Rori, pihaknya juga menggelar bazar yang melibatkan sekitar 25 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menawarkan berbagai produk makanan UMKM dan hasil kerajinan.
“Acara akan ditutup pada malam hari dengan pertunjukan lenong dari Sanggar BaLe dan Haji Mandra. Lenong menjadi salah satu bentuk seni tradisional Betawi yang telah lama ada,” kata Rori.
Sementara itu, Camat Jatinegara Muchtar menyebutkan acara budaya “Jatinegara Punye” itu untuk memperkenalkan budaya Betawi kepada masyarakat, khususnya budaya Betawi yang ada di Jatinegara.
“Bukan hanya memperkenalkan tapi bagaimana budaya Betawi ini bisa dilestarikan oleh masyarakat Jakarta, khususnya untuk generasi muda. Saya berpikir Jakarta nanti sudah tidak lagi menjadi ibu kota negara, tapi sudah menjadi kota global. Tentunya, pengaruh dari luar tidak bisa kita bendung semua karena status Jakarta sudah menjadi kota global,” kata dia.
Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan kebudayaan Betawi itu bisa dimanfaatkan sebagai filter agar generasi muda tak serta-merta terpengaruh dengan budaya asing.
“Kami juga ingin mengajak generasi muda untuk melakukan kegiatan positif seperti halnya Festival Betawi ini. Kita sama-sama tahu sering terjadi tawuran di Jatinegara yang melibatkan anak-anak muda,” tuturnya.
Oleh karena itu, Muchtar berkomitmen dengan PFN untuk melibatkan anak-anak muda dalam dunia perfilman.
“Kita carikan bakat bagi anak-anak muda yang punya potensi, kita kembangkan. Mungkin ke depan kita anak-anak bisa terlibat kegiatan positif, khususnya kita di bidang perfilman. Ini juga salah satu cara mencegah terjadinya tawuran yang melibatkan generasi muda,” ujarnya.