Geger Putra Mahkota Arab Saudi MBS Dilaporkan Diserang & Mau Dibunuh

Arab Saudi geger. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dilaporkan diserang dan mau dibunuh.

Ini bermula dari video dan informasi tentang pembakaran mobil di Riyadh di media sosial (medsos) X Winter Intel awal pekan ini. Namun penyelidikan selanjutnya yang dilakukan Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil Arab Saudi mengungkapkan bahwa kejadian tersebut hanyalah kecelakaan dan tak melibatkan MBS sama sekali.

“Kecelakaan melibatkan dua mobil, dan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan,” muat Menafn, dikutip Jumat (17/5/2024).

Meskipun ada klarifikasi kalau berita pembunuhan MBS palsu, insiden tersebut telah memicu diskusi tentang motivasi yang mendasari penyebaran rumor tersebut. Mengutip laman yang sama, dilaporkan pula potensi implikasi politik dan strategis dari penargetan MBS, mengingat peran pentingnya dalam mempelopori reformasi ambisius di bawah program Visi 2030.

MBS memang dikenal sebagai arsitek Visi 2030. Ia telah memulai inisiatif transformatif yang bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian Arab Saudi dan memodernisasi berbagai sektor.

Reformasi-reformasi ini menunjukkan perubahan signifikan dari ketergantungan tradisional negara ini pada pendapatan minyak. Ini pun menandakan pergeseran strategis menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan dan kemajuan masyarakat.

“Namun, agenda reformasi MBS mendapat tentangan dari dalam dan luar negeri, sehingga meningkatkan spekulasi mengenai kemungkinan adanya musuh yang berupaya melemahkan kepemimpinannya,” tulis laman itu.

“Kritik terhadap kebijakan Putra Mahkota mungkin memandangnya sebagai ancaman terhadap kepentingan mapan atau agenda ideologis, sehingga memicu spekulasi tentang upaya rahasia untuk menggoyahkan posisinya,” tambahnya lagi.

Laporan soal ini juga dimuat media Rusia, RT. Disebutkan bagaimana media Timur Tengah melaporkan isu upaya pembunuhan ke MBS walau akhirnya diklarifikasi hoax.

Meski begitu, mengutip pengamat, MBS memang bisa saja menjadi sasaran mengingat perubahan drastis yang ia lakukan. Hal ini menjadikannya target bagi para

“Untuk merangsang sektor swasta, MBS memberikan perhatian khusus pada pengembangan usaha kecil dan menengah, menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kewirausahaan dan investasi asing,” kata pengamat dari HSE University di Moskow, Presiden dari Pusat Ilmu Timur Tengah, Murad Sadygzade.

“Perubahan signifikan dalam kehidupan sosial Arab Saudi juga dibawa sang Pangeran,” tambahnya.

“Selain itu, pembentukan Otoritas Hiburan Umum telah menyebabkan munculnya konser, bioskop, festival, dan bentuk hiburan lain yang sebelumnya dilarang keras,” jelasnya lagi.

Dikatakannya perubahan dengan reformasi politik juga menjadi bagian penting yang membuat MBS bisa ditarget pihak-pihak yang tak suka padanya. Sejak November 2017, MBS meluncurkan kampanye anti-korupsi, menangkap puluhan pangeran dan pengusaha.

“Kampanye ini memungkinkan sejumlah besar uang dikembalikan ke kas negara, yang kemudian digunakan untuk membiayai reformasi-reformasi penting. Reformasi pelayanan pemerintah memperkenalkan standar baru bagi pegawai negeri dan meningkatkan efisiensi aparatur pemerintah<” tambahnya lagi.

Prabowo Harus Bayar Beban Utang Rp800 T di 2025, Uang Dari Mana?

Presiden Terpilih Prabowo Subianto membutuhkan dana Rp 1.000 triliun lebih pada 2025. Dana itu merupakan akumulasi dari kewajibannya untuk membayar utang jatuh tempo senilai Rp 800,33 triliun serta defisit APBN yang berpotensi mencapai Rp 600 triliun.

“Jadi tahun depan itu ada kebutuhan likuiditas sekitar seribuan triliun. Di tengah misalnya, pemerintah berikutnya perlu mencari sumber pendanaan baru untuk program-program yang mau didorong,” ucap Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo dalam program Profit CNBC Indonesia, dikutip Selasa (16/07/2024)

Sebagaimana diketahui, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2025 sudah diambang batas aman defisit dalam Undang-Undang Keuangan Negara sebesar 3%, yakni dirancang 2,45% – 2,82% dari PDB atau mencapai Rp 600 Triliun. Sebab, penerimaan negara hanya akan di kisaran Rp 2.890-2.970 triliun sedangkan belanja mencapai Rp3.400-3.600 triliun.

Sementara itu, pada 2025, utang jatuh tempo yang harus ditanggung Prabowo Subianto sebesar 800,33 triliun, yang terdiri dari SBN Rp 705,5 triliun dan pinjaman Rp 94,83 triliun. Lompat dari profil utang jatuh tempo pada 2024 sebesar Rp 434,29 triliun, yang terdiri dari SBN jatuh tempo Rp 371,8 triliun dan pinjaman Rp 62,49 triliun.

Persoalan ini lah yang harus dipastikan pemerintahan Prabowo cara perolehan dananya. Tujuannya untuk memastikan sentimen positif pelaku pasar keuangan terhadap kesinambungan fiskal dalam menjaga perekonomian domestik.

“Jadi sustainabilitas dari fiskal, terutama fiskal prudent dan fiskal disiplin, ini butuh kepastian. Apakah memang kita akan mengambil jalan yang berbeda, misalnya dengan menaikkan defisit, atau kita mungkin mencari sumber pendanaan baru yang mungkin belum kita explore lebih lanjut,” tutur Banjaran.

Meski begitu, Banjaran menilai, untuk menopang perolehan dana terhadap berbagai kebutuhan itu, pada tahun depan sebetulnya bakal tersedia opsi cukup banyak. Sebab, tren suku bunga acuan global berpotensi kembali rendah.

Ditopang oleh peluang turunnya suku bunga acuan bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed mulai September atau akhir tahun ini dari yang kini di kisaran 5,25%-5,50%.

“Instrumennya bisa di fixed income, bisa di equity market. Year to date kita untuk fixed income ini yang paling berat karena aksi jualnya luar biasa. Equity market, somehow appetite investor masih ada,” ucap Banjaran.

“Kita tertolong sebetulnya untuk devisa itu dengan adanya SRBI yang sudah dari awal tahun sudah sekitar 150 triliunan uang asing itu masuk ke Indonesia. Tapi bottom line-nya adalah, di tengah misalnya keberlangsungan leadership yang baru, pasar ini butuh kepastian sebetulnya kebijakan seperti apa yang akan diambil,” tegasnya.

Ucapan Banjaran ini senada dengan apa yang disampaikan Koordinator Analis Laboratorium Indonesia 2045 atau LAB 45 Reyhan Noor. Ia mengatakan, opsi yang paling realistis bagi Prabowo untuk menuntaskan pembayaran utang jatuh tempo di tengah beban defisit adalah dengan refinancing atau gali lubang tutup lubang.

“Opsi paling realistis adalah melakukan refinancing,” kata Reyhan kepada CNBC Indonesia, Senin (15/7/2024).

Reyhan menjelaskan, kebijakan gali lubang tutup lubang itu paling realistis saat ini karena melihat tren kebijakan suku bunga moneter global yang berpotensi rendah tahun depan, dipicu oleh perkiraan penurunan suku bunga acuan bank sentral AS The Federal Reserve mulai akhir tahun ini.

“Tren kebijakan bunga yang tinggi seharusnya mulai mereda dalam beberapa tahun mendatang dengan melihat kondisi ekonomi AS saat ini. Oleh karena itu, tampaknya skema gali lubang tutup lubang masih memungkinkan,” tuturnya.

Namun, Reyhan menekankan, perlu diingat bahwa kemampuan pembayaran utang jatuh tempo dan bunga utang dengan melakukan pembiayaan baru itu akan mempengaruhi lonjakan defisit APBN, sebab menambah beban belanja pembiayaan utang. Sedangkan defisit APBN dibatasi dalam UU Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003 maksimal 3% terhadap PDB.

Maka, Prabowo harus mengalihkan anggaran belanja negara pada tahun depan untuk menjaga defisit APBN tetap sesuai target di bawah 3% sambil menunaikan pembayaran utang jatuh tempo, tatkala anggaran penerimaan negara masih jauh di bawah rencana anggaran belanja.

“Maka dalam opsi ini, pemerintah juga masih perlu meningkatkan pendapatan dan membuat prioritas anggaran melalui realokasi belanja untuk dialihkan ke pembayaran utang dan bunganya,” tegas Reyhan.

Di sisi lain, ia melanjutkan, pemerintah dapat memanfaatkan SAL untuk menutupi belanja yang harus dialokasikan. Apabila hal tersebut bisa dilakukan dalam waktu dekat, maka bisa membuat adanya ruang fiskal yang lebih banyak untuk pemerintah mulai mengurangi jumlah utang yang direfinancing.

“Opsi terakhir adalah restrukturisasi. Namun, opsi ini akan berdampak negatif terhadap kredibilitas fiskal Indonesia sehingga dapat berdampak pula kepada sektor keuangan,” ucap Reyhan.

Police destroy over a ton of drugs in Aceh crackdown

The Aceh Regional Police destroyed 1.2 tons of marijuana and 226 kilograms of crystal methamphetamine seized from an international drug trafficking network operating across Malaysia, Thailand, and Indonesia.

Aceh Police Chief, Inspector General Achmad Kartiko, oversaw the destruction of these illicit substances on Tuesday at the Aceh Police Headquarters in Banda Aceh.

During the operation, 11 suspects, including 10 men and a woman, were presented. They were apprehended at various locations within Aceh Province.

Prior to the destruction, the seized crystal methamphetamine was subject to testing at the Food and Drug Monitoring Center in Banda Aceh, confirming its composition. The methamphetamine was then destroyed using chemical liquid, while the marijuana was incinerated.

Inspector General Kartiko attributed the seizure of the crystal methamphetamine to a three-month collaborative effort involving the Aceh Police, customs, and other agencies.

He remarked that the 1.2 tons of marijuana was the result of combined efforts by the Aceh Police and its Polres units.

“The community’s cooperation was instrumental in this success,” Kartiko stated.

The police chief commended his officers for thwarting the drug trafficking operation, highlighting the potential impact on public health.

He emphasized that by preventing these drugs from reaching the streets, an estimated 1.3 million Indonesian youths had been saved from the devastating consequences of drug abuse.

Kartiko emphasized the Aceh Police’s unwavering commitment to eradicating drug trafficking and abuse.

“This international drug ring was using Aceh as a transit point to distribute narcotics across Indonesia,” he stated.

Taiwan’s Scenic Alishan Forest Railway Resumes Service After 15-Year Hiatus

The Alishan Forest Railway fully resumed operations after a 15-year hiatus and introduced two new tourist charter trains, the Formosensis and Vivid Express, each offering unique tour packages designed to revitalize railway travel and attract visitors.

The Formosensis features large cypress wood panels, with its exterior boosting black window frames adorned with red trim and an interior ambiance that fills the air with distinctive aromas of Taiwan red cypress and Taiwan cypress. The Vivid Express, converted from old carriages and inspired by the Alishan Forest Railway, showcases a vibrant exterior with interwoven blue, orange, white, and yellow colors.

In 1903, planning for the Alishan Forest Railway began under the Government-General of Taiwan, with construction from Chiayi to Zhuqi starting in 1906. In 2009, Typhoon Morakot severely damaged the railway, halting all services. Despite extensive repairs, Typhoon Dujuan in 2015 further delayed the reopening.

This July, after overcoming numerous challenges, the new No. 42 tunnel was completed, allowing the railway to fully reopen. Even after a 15-year hiatus, the century-old railway’s charm remains undiminished. The “Alishan Forest and Railway Cultural Landscape” has become Taiwan’s first nationally significant cultural landscape.

The Alishan Forest Railway employs four railway track construction methods to overcome the challenging mountainous terrain such as spiral route, zigzag switchback, Ω-type turn, along with a specially designed hill-climbing locomotive, showcasing significant industrial and cultural value.

Taiwan’s Public Television Service and Japan’s NHK collaborated to produce the documentary “Sacred Trees Forest: Alishan Forest Railway Journey” in 8K video resolution with a 22.2 multichannel sound system. The Forestry and Nature Conservation Agency also published a book in Chinese, English, and Japanese, “Echoes Along the 2421m Ascent: Travelogue of the Alishan Forest Railway,” presenting the magnificent scenery and rich railway culture of Alishan to the world.

In recent years, Taiwan’s railway tourism offerings have gained popularity. Beyond the well-known forest railway, the former sugar railways, once used for transporting sugarcane, have also been repurposed for tourism. Centered around the Suantou Sugar Factory Cultural Park in Chiayi, the THSR Chiayi Station and the Southern Branch of the National Palace Museum are connected by Taiwan’s first sugar railway that links major national transportation infrastructure and key cultural sites. Meanwhile, Taisugar’s vintage train continues to operate within the Sinying Railway Scenic Park.

Additionally, the “Breezy Blue Train,” a repurposed vintage blue train that typically runs on the South Link Line, has gained popularity since its launch in 2021. These vintage trains are gradually reshaping the landscape of Taiwan’s railway tourism.